; FREE WEST PAPUA
;

PAPUA MERDEKA ADALAH HARGA MATI...,,,'''!!!!!!!!


Wajah Buram Papua dalam Sidang Komisi HAM PBB Jenewa, 29 Maret 2009.

Kamis, 25 Juni 2009



Mewakili Sekretariat Keadilan dan Perdamaian (SKP) Keuskupan Jayapura, Br. Budi Hernawan OFM memaparkan keadaan hak asasi manusia di Papua kepada Sidang bergengsi Komisi Hak Asasi Manusia PBB, di Jenewa, Swiss, yang berlangsung dari tgl. 14 Maret - 22 April 2009. Dalam sidang yang diketuai oleh Dubes RI untuk PBB, Makarim Wibisono, dengan tegas Br. Budi mendesak Komisi HAM PBB untuk secara serius menangani masalah pelanggaran hak asasi manusia di Papua. Dalam pernyataan tertulis yang dibacakan dalam sidang tersebut, Br. Budi menggarisbawahi enam pokok perhatian yang perlu segera disikapi oleh Sidang.


Pernyataan yang didukung oleh tiga LSM terakreditasi di PBB, Franciscans International, Pax Romana, dan Catholic Institute for International Relations, pertama-tama, mendesak agar pemerintah Indonesia agar menerapkan pendekatan hak asasi manusia dalam menerapkan Otsus di Papua; kedua, mendesak agar pemerintah Indonesia melindungi dan menghargai hak-hak masyarakat pribumi di Papua; ketiga, meminta agar komisi memberikan dukungan penuh kepada pemerintah Indonesia agar menangani konflik di Papua secara damai; keempat, meminta kepada komisi agar memberikan dukungan besar kepada pemerintah Indonesia dalam memberantas korupsi dan impunity; kelima, mendesak pemerintah SBY agar segera menandatangani dua kovenan terpenting mengenai hak-hak ekosob dan hak-hak sipil dan politik; keenam, mendesak pemerintah Indonesia agar bekerja sama dengan mekanisme khusus HAM PBB, khususnya dengan mengundang pelapor khusus yang telah memohon izin berkunjung.
Pernyataan ini didasarkan pada terus berlangsungnya pembunuhan kilat yang dilaporkan terjadi di Mariedi, Kabupaten Teluk Bintuni, dan di Mulia, Kabupaten Puncak Jaya. Perkara impunity tetap mengganjal penegakan dan perlindungan hak asasi manusia karena pengadilan HAM Abepura yang sedang berjalan ternyata hanya menghadirkan 2 terdakwa perwira polisi sementara KPP HAM Abepura merekomendasikan 25 orang tersangka.
Keadaan hak ekonomi, sosial dan budaya dilaporkan juga tak kalah memprihatinkan. Papua tetap menduduki peringkat kedua termiskin menurut patokan HDI Indonesia dari UNDP 2004 padahal pendapatan daerahnya mencapai peringkat tertinggi ketiga. Pertanyaannya adalah uang tersebut lari kemana? “UNDP mensinyalir bahwa sebagian besar pendapatan tidak diinvestasikan dalam layanan publik”, demikian bunyi pernyataan.
Selama 4 tahun terakhir, SKP bersama dengan FI telah mengadakan advokasi dan lobi di tingkat badan PBB ini dan tahun 2009 ini menggelar diskusi panel tema “Papua Tanah Damai”. Diskusi ini menghadirkan Uskup Leo L. Ladjar OFM dan Pdt. Herman Saud. H. Zubeir Hussein (Ketua MUI Papua) sebenarnya direncanakan tampil bersama tetapi berhalangan. SKP juga bekerjasama dengan LSM-LSM Jakarta dalam mengangkat masalah HAM di Papua di tingkat Jenewa seperti juga terjadi pada advokasi kasus pembunuhan Munir.
Selain SKP dan FI, tema Papua digarap juga oleh Dewan Gereja Sedunia, Kelompok Gereja-gereja Jerman yang menampilkan studi ekonomi, sosial dan budaya Papua, dan kelompok LSM Indonesia (*).
Sumber: http://www.hampapua.org/skp/berita.html
READ MORE - Wajah Buram Papua dalam Sidang Komisi HAM PBB Jenewa, 29 Maret 2009.

PEDOMAN AKTIVIS REVOLUSIONER


CIRI-CIRI SEORANG REVOLUSIONER

1.Mengapa kita perlu merubah diri kita menjadi seorang revolusioner ?


Sebagai seorang revolusioner, kita perlu mengabdikan pikiran-pikiran, emosi dan perbuatan-perbuatan kita kepada kepentingan perjuangan demokrasi sejati di Indonesia. Tapi masing-masing kita dan setiap orang diantara kita masih membawa pikiran-pikiran, sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan lama dari masyarakat bobrok yang ada sekarang ini. Kita tumbuh dalam masyarakat yang tindas dan dihisap oleh kapitalisme. Sampai hari ini, kita masih dipengaruhi oleh gagasan-gagasan bobrok atau parsangka-parangka borjuasi dari masyarakat kini. Karena itulah, mengapa perlu bagi setiap mereka yang revolusioner merubah dirinya sendiri.

Kita harus mengubah diri kita sendiri melalui perjuangan revoluioner secara aktif, dan dengan kesadaran didalam perjuangan, kita melawan ide-ide, sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan keliru. Apabila kita terus melaksanakan tugas-tugas kita, maka sesungguhnya kita sedang membentuk watak kita sendiri di tengah-tengah badai perjuang kita melawan musuh-musuh rakyat. Semakin dalam dan jauh, maka kita akan menjadi teguh dan cakap dalam perjuangan. Mengubah diri sendiri tidaklah hanya berhenti hanya dalam beberapa jam atau hari saja. Ia adalah perjuangan yang lama dan sulit. Karena itulah mengapa kita perlu terus-menerus berusaha keras menghilangkan pengaruh masyarakat bobrok yang masih melekat. Hanya dengan cara demikianlah kita dapat melaksanakan tugas-tugas revolusioner kita lebih baik, dan ketetapan hati kita makin teguh dalam menggelorakan perjuangan demokrasi sejati sampai kemenangan sosialisme. Kita mengubah diri kita untuk memperkuat watak-watak dasar seorang revolusioner, yakni:


* Bersungguh-sungguh, hati-hati dan bergairah dalam perjuangan.
* Siap dan tanpa rasa takut menghadapi pengorbanan dan kematian
* Bersatu dan hangat bersahabat dengan kawan-kawan revolusioner lain.
* Berani menerima kritik dan bersedia memperbaiki kesalahan dan kelemahan.


2.Bagaimana seorang revolusioner memandang tugas dan tanggung-jawabnya dalam revolusi?

Seorang revolusioner memandang dan menghargai tugas-tugas dan tanggung jawabnya secara penuh dalam perjuangan. Ia tahu bahwa tugas-tugas dan tanggung jawab-tanggung jawab revolusionernya merupakan bagian dari tugas besar membebaskan rakyat dari belenggu pengisapan dan penindasan. Melaksanakan pekerjaan-pekerjaan dan tanggung jawab-tanggung jawab dengan penuh menyadari betapa pentingnya, berarti menjunjung kepentingan rakyat Indonesia.

Apa tanda-tanda bahwa seorang revolusioner melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawabnya dengan penuh tahu arti pentingnya? Ia bersungguh-sungguh dan bersemangat ketika sedang melaksanakan tugasnya. Ia merasa gembira, antusias dan bergairah dalam perjuangan. Ia selalu siap dan bersedia menjalankan tugas yang perlu untuk memajukan perjuangan revolusi demokratik.

Seorang revolusioner selalu bersungguh-sungguh dalam pekerjaannya. Baginya, prioritas pertama adalah menuntaskan pekerjaan dan tanggung jawabnya. Ia menawarkan cara kerja yang bergairah dan teratur, tidak ceroboh, dan tergesa-gesa, asal-asalan dalam berjuang. Ia selalu belajar, menemukan cara mengatasi masalah, dan mengerjakan tugas-tugasnya sebaik yang bisa dilakukan.

Seorang revolusioner adalah pelopor yang dalam semangatnya dan hasrat yang meluap dalam perjuangan. Pikiran-pikiran dan tindakan-tindakan seorang revolusioner maju kedepan, karena setiap tindakan dan langkah merupakan sumbangan bagi masa depan yang lebih cerah. Ia tidak merasa lemah dan gampang meyerah pada saat menghadapi masalah dan penderitaan dalam perjuangan. Semangat militannya selalu tinggi dan ia selalu siap untuk melawan. Ia selalu merebut dan menguasai kondisi-kondisi dan kesempatan-kesempatan dalam perjuangan revolusioner. Itulah sebabnya, mempunyai inisiatif merupakan tanda seorang yang revolusioner. Ia memiliki insiatif tidak saja dalam menuntaskan tugas-tugas dan tanggung jawabnya, tetapi bahkan di dalam tugas-tugas yang lain ia berpikir perlunya perhatian segera.

Seorang revolusioner senantiasa siap memenuhi tugas-tugas dan tanggung jawab-tanggung jawab. Ia menerima setiap tugas yang diberikan padanya, dan tidak menghitung ongkos dan beban, atau kesulitan-kesulitan dan pengorbanan-pengorbanan yang harus dia lalui dalam mengerjakan tugas. Ia tidak memilih pekerjaanya karena pamrih kesenangan dan pujian bagi dirinya

3.Apakah sikap yang tepat terhadap penderitaan, pengorbanan dan kematian?

Seorang revolusioner mengakui fakta bahwa penderitaan, pengorbanan, dan kematian tidak dapat dicegah dalam membebaskan rakyat. Hal ini adalah alamiah dalam pertarungan keras antara rakyat dan kelas penguasa. Hal ini adalah alamiah dalam suatu revolusi menggulingkan imperialisme Amerika, sisa-sisa feodalisme dan kapitalis birokrat. Dan tidak saja alamiah, sebab hal-hal seperti ini diperlukan untuk merebut dan melindungi kepentingan rakyat dan revolusi. Ia adalah tabungan yang perlu untuk menghapuskan penindasan dan penghisapan, dan mendirikan sebuah masyarakat yang berlandaskan demokrasi yang sejati.

Seorang revolusioner siap menderita dan berkorban, dan bahkan mati demi perjuangan. Penderitaan seorang revolusioner adalah pantas karena ini demi kemenangan revolusi. Ia mengetahui bahwa segera kita menyaksikan fajar kemenangan yang telah lama kita tunggu. Ditengah-tengah bahaya dan penindasan, kesiapan untuk berkorban dan mati akan memberikan keteguhan dan keberanian kepada seorang revolusioner untuk memelihara dan berjuang untuk kepentingan rakyat dan revolusi.

Keberanian seorang revolusioner adalah sadar. Ia mencegah pengorbanan dan kematian yang tidak perlu. Ia tidak membahayakan dirinya sendiri hanya karena ia siap untuk mati. Ia melindungi hidupnya dan menjaga massa, kawan-kawan revolusionernya dan organisasi.

http://fnmpp.blogspot.com/search/label/Revolusioner
READ MORE - PEDOMAN AKTIVIS REVOLUSIONER

West Papua Updated Newsletter


Dear friend of West Papua

We thank you for all your support for West Papua over the past year. The 'Free West Papua' movement has made huge strides towards achieving the goal of self-determination for the people of West Papua, and we really feel that West Papua is on the cusp of major change. This year is crucial, and the people of West Papua really need your continued help to make history.



This newsletter gives information on developments with the International Parliamentarians for West Papua (IPWP), including the launch of its website. There is also news on the soon to be launched 'International Lawyers for West Papua' (ILWP). Finally, we have some urgent actions relating to disturbing developments in the last few days in West Papua involving Indonesian military operations against the indigeous population which have left two people dead, and also reports of Papuan political prisoners being refused drinking water.



URGENT ACTIONS

Two prominent supporters of the IPWP, Buchtar Tabuni and Seblon Sambom, remain in police custody in Jayapura. Neither individual has had any charges levied against them, and Seblon Sambom has been refused access to see his newborn baby son.


We are deeply troubled by reports that we have received stating that for the past 3 days, Indonesian police have refused drinking water to both Buchtar Tabuni and Seblon Sambom. Both men have also been severly beaten, and are facing unprescedented levels of intimidation whilst in police custody.
We are asking for your help in contacting local and national media organisations wherever you are in the world. Also please contact the United Nations Commission for Human Rights, the Indonesian embassy in the country where you are, as well as your local MP, telling them about these new reports. (contact details are at the bottom of this email)

News has also come through of Indonesian army raids on villages in the highland region of West Papua. On Wednesday, Indonesian commando troops backed up by the national army and police set fire to houses around Tingginambut village. Two Papuans are so far confirmed dead, and hundreds of others are hiding in the jungle.

Indonesia seems intent on reminding the world of its total disregard for human rights. Refusing water to prisoners is in direct contravention of point 20.2 of the United Nations Human Rights Commission charter. It appears that Indonesia is intent on putting themselves on a collison cause now with the United Nations, whom these latest actions have been reported to.

INTERNATIONAL PARLIAMENTARIANS FOR WEST PAPUA


Under the leadership of Andrew Smith MP and Lord Harries, the IPWP is steadily gathering support from all corners of the globe.
A new website has just been launched www.ipwp.org and over the coming weeks we will be adding to the growing list of International Parliamentarians who "recognise the inalienable right of the indigenous people of West Papua to self-determination, which was violated in the 1969 Act of Free Choice". Please check out the website and forward to your local politican to get their support www.ipwp.org

INTERNATIONAL LAWYERS FOR WEST PAPUA


The legal position on West Papuan self-determination is well documented, and we are delighted that with a growing number of members of the legal profession voicing their support for West Papua, we are able to announce the launch of 'International Lawyers for West Papua'. This launch will take place in London in April. It's aims will be to mobilise those from the legal sector in supporting the legal right of the people of West Papua to self-determination. A new website will soon be launched for this group too.

WEST PAPUA VIGIL


For the past 12 months we have been holding monthly vigils outside the Indonesian Embassy in London, and these will continue until West Papua gains its freedom. The next vigil is on February 15th from midday onwards.
Please come and join exiled West Papuan independence leader Benny Wenda and other supporters, outside the Indonesian Embassy at 38 Grosvenor Square, London, W1K 2HW.
THE LANI SINGERS


Benny and Maria Wenda of the Free West Papua Campaign perform traditional West Papuan music as 'The Lani Singers'.


Their debut album 'Ninalik Ndawi' has recently been released here in the UK, and has received very positive reviews in national newspapers and magazines including The Observer, The Guardian, fRoots, Songlines and The Wire. The album was launched with Benny and Maria undertaking an interview and live session on BBC Radio.


You can find out more about the group and hear music at www.thelanisingers.com
Copies of their album are available at all good retail outlets and by clicking here http://dancingturtle.co.uk/shop/lanisingers.php

We will send through another update next month. Please find at bottom of this newsletter contact details for media organisations in the UK relating to urgent actions. For those wishing to speak to the Indonesian Embassy in London about the latest human rights violation reports, you can call them direct on 02074997661.

Thanks once again for your continued support of the Free West Papua Campaign
Papua Merdeka! Papua Freedom

West Papua. One People. One Soul

www.freewestpapua.org

PLEASE SEND YOUR LETTERS TO:

1. Mr. Susilo Bambang Yudoyono
President
Republic of Indonesia
Presidential Palace
Jl. Medan Merdeka Utara
Jakarta Pusat 10010
INDONESIA
Tel: + 62 21 3845627 ext 1003
Fax: + 62 21 231 41 38, 345 2685, 345 7782
Email: presiden@ri.go.id

2. Mr. Hendarman Supandji
Attorney General
Kejaksaan Agung RI
Jl. Sultan Hasanuddin No. 1
Jakarta Selatan
INDONESIA
Tel: + 62 21 7221337, 7397602
Fax: + 62 21 7250213
Email: postmaster@kejaksaan.or.id

3. Gen. Bambang Hendarso Danuri
Chief of National Police
Jl. Trunojoyo No. 3
Jakarta Selatan
INDONESIA
Tel: +62 21 721 8012
Fax: +62 21 720 7277
Email: polri@polri.go.id

4. Mr. Abdul Hakim Garuda Nusantara
Chairperson
KOMNAS HAM (National Human Rights Commission)
Jl. Latuharhary No. 4B Menteng
Jakarta Pusat 10310
INDONESIA
Tel: +62 21 3925230
Fax: +62 21 3151042/3925227
E-mail: info@komnasham.or.id

5. Ms. Hina Jilani
Special Representative of the Secretary on the situation of human
rights defenders
Room 1-040, OHCHR-UNOG
1211 Geneva 10
Switzerland
Fax: +41 22 906 8670
E-mail: urgent-actions@ohchr.org

6.Drs Bagus Ekodanto, Chief of Papua Regional Police
Jl. Samratulangi
No 8 Jayaura
Tel: + 62 967 531014 Mobile: +62 811481010, +62 817757575.
Fax: + 62 967 533763

7. Paulus Waterpauw, Director of Criminal Unit, Papua Regional Police
Jl. Samratulangi
No. 8 Jayapura
Tel: + 62 967 531834 Mobile:+ 62811496251

Sumber: http://www.freewestpapua.org/index.php?option=com_frontpage&Itemid=1
READ MORE - West Papua Updated Newsletter

Sang Revolusioner Sejati


Membaca judul di atas saat dalam suasana peringatan hari kembangkitan nasional, mengingatkan kepada tokoh-tokoh heroisme dalam revolusi sejarah Indonesia. Ataupun bagi pejuang kemanusiaan di Papua seperti Arnold. C. Ap, Theys Eluay.

Sejarah masa lalu itu menguak, menggugat pemuda negeri ini, menentukan arah kemerdekaan bangsa, disaat atmosfer kemiskinan, penyakit korupsi meraja dan kepentingan golongan agam memperjuangkan UU Pornografi, Syariah dan dengan kedok menyelamatkan negara, tetapi bisa jadi sebaliknya merong-rong negara berasas Pancasila ini tidak menentu akan dibawah kemana?

Di tepian sudut lain, judul ini agak jadi bombastis, hiperbolah sehingga niscaya saat sekarang membahas revolusi ataupun revolusioner menjadi suram, kabur dan bahkan buruk. Sudah diberi setriotip penghancuran dan pengrusakan. Bahkan juga sampai ada yang takut dengan kata itu. Ada juga yang sampai mengatakan sudah tidak relevan lagi dibahas di Indonesia. Meskipun kebijakan di negara ini berpihak pada industriawan kapitalis; masyarakat tergusur, tanah masyarakat disita, kekayaan alam air, emas menjadi milik negara luar. Reformasi yang bergulis 1998 sepertinya tidak memiliki gigi lagi. Lalua bagaiman bagi masyarakat di Papua yang mungkin sedikit awam dengan kata itu? Apakah revolusi masi konteks untuk dibahas? Kalau masih apa yang orang Papua harus siapkan? Saya yakin, bukan materi yang harus kita siapkan tetapi HATI YANG TULUS UNTUK MEMPERJUANGKAN KEBENARAN! ini menurut saya, kita bisa beda to...



Jiwa Revolusioner

Revolusi atau perubahan dalam waktu yang cepat atas nama rakyat tertindas menjatukan penguasa dan mengganti sistem ketatanegaraan sebagai sumber ketertindasan dan kemelaratan rakyat oleh pemerintah papitalis ataupun diktator dan kolonialisme. Para pemimpin revolusilah yang biasa disebut revolusioner. Dalam arti lebih luas sebagai sebuah istilah atau kontruksi kata ini menunjuk orang yang bertindak melakukan perubaha terhadap keadan yang tidak diterimah.

Revolusioner mirip pejuang, tetapi pejuang saja tidak cukup sangat umum, bisa murtat, menghianati sahabat-sahabatnya. Pejuang layak ditambah sejatinya menjadi perjuang sejati. Pejuaang sejati yang tidak pernah menyerah atas idealisme yang dicita-citakan. Bahkan sampai mati sekalipun ditembak, dipasung dalam penjarah ataupun dieksekusi di depan umum. Itulah seorang revolusioner. Kalau ada penilain berbeda, dipermonggo supaya berdemokrasi to...

Kehadirannya seorang revolusioner dimata penguasa dan kakitangannya dipandang sebagai musuh. Mereka dianggap penghasut, propokator, penyemprot gas beracun kepada masyarkat. Ekstrimya mereka disamakan dengan penjahat yang mesti dieksekusi. Pandangan negatif itu membuktikan ketakutan penguasa, pemilik modal dan kakitangannya kepada seorang revolusioner.

Sosok ini selalu siap berjuang menyadarkan rakyat yang melarat, bawa sistem yang membodohi rakyat adalah musuh rakyat. Memberikan penyadaran, bahwa rakyat tidak layal menerimah pemerintah otoriteritarian yang seolah-olah semua baik, aman, tentram damai menerima status mereka yang miskin, menderita melarat, terlunta-lunta di negeri sendiri sebagai nasib atau kutukan Tuhan.

Ia adalah jiwa yang telah membebaskan diri lebih dahulu dari pikiran kerdil penguasa penjajah untuk memina bobokan dengan iming-iming uang, jabatan, suku, agama. Dia tidak mudah dibeli oleh semua itu. Jiwanya selalu besar, tidak tunduk menyembah pada hal duniawi yang dapat menyesatkan pikiran dan jiwanya menajadi tandus, kerdil, kering dan mati sudah!

Aktivitasnya menarik dan mendatangkan simpati rakyat. Perbuatanya radikal, siap diikuti, dan mengajak rakyat mandiri tidak bergantun pada penguasa yang berupaya menanamkan pikiran kerdil membunuh kemanusian.

Jiwanya yang sejati relah menaru diri pada perjuang kemerdekaan, kebebasan, cintah kasih. Atas dasar ini, seorang revolusioner membangkitkan kesadaran, perlawanan kepada mereka yang bermata dua, pura-pura cinta damai, namun sesungguhnya tidak tulus cintai kemerdekaan, kebebasan, cinta kasih. Tidak pernah dia mengatasnamakan agama, negara dan jabatan. Perjuangannya atas nama kemanusiana.

Pribadi pemberani ini cerdas megerti rantai ketertindasan yang mempertahankan sistem ketidak adil. Karismanya akan membuat masyarakat semakin gelisah, tidak akan tinggal diam dan tidak takut kepada penguasa tangan besi.

Ia adalah seorang motivator yang dapat membangkitkan semangat dan kekuatan masyarakat. Membuat rakyatnya siap dan relah meluapkan keberanian menghadapi panser, tank, militer, pesawat tempur dan militernya. Masyarakat akan melawan, menuntut kebebasan kemerdekaan, perdamaian dan memperjuangkan cintah kasih.

Pribadi ini dikagumi dan tidak takut pada banyaknya tangk, tidak takut pada meriam, pada bedil muliter dan sama sekali tidak takut pada pengucilan, pengusiran, kemunafikan hukum, bahkan tidak takuta pada kematian. Dia pertarukan hidup untuk suatu perubahan menuju kemerdekaan, kedamaian, dan cinta kasih.

Berbalik dari itu, seorang revolusioner takut bila tidak memperjuangnkan kebenaran, keadilan, kejujuran, kemerdekaan, perdamaian dan cintah kasih demi kemanusiaan. Artinya orang ini jiwanya hanya takut kepada kebenaran Tuhan Allah yang mencintai kemanusiaan.

Pribadi seperti ini tidak penyembah agama dan negara yang melakuka tindakan kebiadapan membunuh banyak orang mengatasnamakan negara, kekuasaan dan demi agama Allah. Menurut jiwa seorang revolusioner, Allah tidak bernegara, tidak beragama. Allah hanya berkemanusiaan!

Yesus Revolusiner Sejati?

Pantaskah putra Yusuf tukang kayu dan Maria, yaitu Yesus dari Nazaret sebagi sosok revolusioner? Pertanyaan itu agaknya memicu kontrevesial dari jejeran buku mengenai Yesus, seperti Davici Code terjemahan bahasa Indonesia.

Duduk persolan apakah Yesus yang merubah dunia melalui ajarah cintah dan kasih layak disebut revolusioner? Menurut beberapa pandangan, Yesus tidak pernah berjuangan melakukan revolusi kemerdekaan mengakat nasip rakyatnya yang tertindas di zamannya.

Tetapi dalam kata-kata, ucapan dan perbuatanya namapak ada upaya menentang Romawi, Imam_imam Ahli Taurat dan terutama orang picik hatinya. Namun, nampaknya perjuagnanya dilakukan dengan cintah kasih menentang akar ketertindasan.

Ada tiga akar keterpenjajahan saat Yesus hidup. Pertama kerajana imperium Romawi yang sedang menjajah. Ketika itu masyarakat menderita, pajak sangat tinggi, masyarakat miskin dan melarat, di negerinya sendiri. Penderitana Kedua, Imam-Imam kepala pada saat menjadikan taurat Musa untuk menghukum penduduk setempat. Ketiga, yang paling ditentang adalah kepicikan hati manusia yang percaya politeisme (banyak dewa) dan tidak percaya pada Tuhan.

Sebagai pribadi yang ditentang sekaligus diterima, guru cinta kasih itu tampil di antara ketiga akar keterjajahan saat, namun tidak pernah DIA menempatkan Romawi maupun Imam-Imam Taurat sebagai lawan. Cintah kasih yang dinyatakan lewat tutur kata, perbuatan yang tulus dan muzisat memukau dan telah menarik simpati banyak orang. Janda-janda miskin, penderita cacat dan sebagainya menerima dan mengatakan Yesus sebagai Mesias atau penyelamat.

SANG pembawa kabar gembira bagi semua orang itu, ternyata bagi para-ahli Taurat Musa, Kerajaan Romawi, dan orang picik adalah pribadi yang mengacam kejayaan dan kekuasaan. Meskipun dalam kesetiaannya melayani DIA tidak pernah memilih-milih.

Pelayan setia itu, melayani semua orang dan menjadi teman semua orang tanpa membedakan bangsawan dan rakyat jelata. Kerajaan Romawi dan Imam-Imam Taurat, memberikan gelar di sebaai “Raja Orang Yahudi” itu sebagai penghasut atau provokator, dan bahkan penentang.

Anak tukang Kayu, Yusif itu dipandang musuh, karena ucapannya, dinilai tampak sedang melawanan Romawi dan Alih Taurat serta pribadi manusia yang congkak. Mencermati tutur katanya, Yesus seperti mengajak membangkang terhadap kerajaan Romawidan Imam Taurat.

DIA datang untuk menyelamatkan orang picik. Secara terang-terangan menentang mengajak orang picik untuk bertobat. Meskipun dituduh menentang Romawi dan ajaran tradisi Taurat Musa yang diterapkan sangat kaku oleh Imam-imam kepala. Misalnya menurut turat Musa Orang dilarang bekerja di hari sabat, Yesus malah melakukan mujizat penyembuhan di hari sabat. Melempari orang berzina, Yesus mengatakan siapa yang tidak pernah melakukan dosa boleh melempar dll bisa tambakan sendiri.

Ketika pengikutnya makin banyak, Romawi dan Imam-Imam Taurat semakin ketakutan. Meski tidak ada kesalahan Yesus ditangkap, dengan alasan mengujat pemerintahan dan Imam-imam Taurat. Pribadi yang setia pada kebenaran Allah itu diperlakukan sebagai seorang penjahat. Ini bukti, bahwa penguasa, para alih Taurat, dan orang picik sangat takut terhadap cinta kasih dan kebenaran akan ALLah.

Pribadi yang suka menghibur dan cinta damai, dalam memperjuangan keberanan ILLHI tidak dilakukannya tanpa ada kekerasan, tidak menghendaki pentumpahan dara apa lagi melukai orang lain pun DIA tidak relah.

PRIBADI yang bertentangan dengan para perjuangan revolus denga menghalalkan segalah cara, seperti ayah dari Yudas Iskariot adalah seorang yang mengakat senjata menentang Roamwi dan dia pun mati disalipkan sebagai penjahat.

Sebagai seorang pejuang sejati, PRIBADI yang tabah itu telah memperjuangkan tujuan ILLAHI. Yesus menunjukan keberanianya relah memikul salip tanda penghianata Imam-imam tahuara dan Romawi. PENEYELAMAT jiwa diperlakukan seperti seorang penjahat, mati dipaku dan ditombak di kayu salib.

Dialah seorang revolusioner sejati. Meskipun tidak menumbangkan kerajaan Romawi, tetapi ajaran cinta kasih meradikal dan merubah dunia. Ajarannya meluas, sampai saat ini Yesus dikenang sebagai palawan cinta kasih yang berani merubah dunia.

Reovolusioner sejati ini memberikan harapan dan menjajikan sebuah kehidupan yang lebih tentram dan damai bila mengedepankan cinta kasih dan kebenaran. Sampai saat ini masih tersuarakan, dan akan menjadi abadi dalam sejarah hidup manusia. DIA akan dikenang sepangjang masa.

DIA Petunjuk Jalan

Yesus menujukan suatu jalan menuju revolusi, bahwa revolusi akan terjadi bilah manusia meninggalkan kepicikan bertobat kepada Allah dan melawan anti kemanusiaan dengan rendah hati tanpa kekerasan dengan cinta kasih. Ajaran itu mengispirasi Mahatma Gandhi.

Menurut Stananley Wolpert, dalam karyanya Berjusul Mahatma Gandhi Sang Penakluk Kekerasan Hidup dan Ajarannya, sedikit menguraikan sosok Yesus yang dikagumi Gandhi. Gerakan yang di pimpin Gandhi mengutamakan Ahimasa (menyamakan dengan tanpa Kekerasan), atau dia lebih suka mendefinisikannya sebagai “cinta” dengan Tuhan. Dia juga yakin bahwa “kebenaran (satya) adalah Tuhan,” dan mencurakan hidupnya untuk pencarian passionate.

Passionate Gandhi meliputi tapas yang mengajarkan untuk melupakan ketakutan. Dengan melakukan perjuangan tanpa kekerasan, Mahatma Gandi memimpin rakyat India untuk bebas dari penjajah Inggris. Selain itu, kita kenal Marten Luter Pendeta pemimpin perjuangan tanpa kekerasan menentang rasis di Amerika. Ada Uskup Romero, Bunda Teresia dari Calkuta, sebelum kematinanya telah melakukan karya besar untuk orang miskin, serta Romo Mangun Wijaya dengan karyanya dan sebaganya.

DIA Pangil Nama Saya

Dengar DIA memangil nama saya, juga DIA memangil namamu. Bergiranglah setiap manusia yang Dipanggil oleh NYA. DIA memanggil semua orang, tanpa kenal bangsa, suku, golongan, agama.

Terutama, bergiranglah orang Kristen yang hidup menurut ajaran Kristus guru cinta kasih dan berpegang pada Alkitap sebagai dasar Iman kepada Allah untuk melanjutkan karya penyelamatan yang diwariskan Yesus.

Ingat, kata DIA, JANGAN TAKUT, AKU MENYERTAIMU. DIA menjadi spirit kita mewartakan cinta kasih, memperjuangkan, kemerdekan, kebenaran, dan kemanusiaan. Meskipun tidak mesti seektrim Yesus dan mereka yang disebutkan di atas. Kita terpanggil menajadi penabur benih kebenaran, cinta kasih dan kemanusiaan di dalam keluarga, di dalam menjalankan tugas profesi dan di dalam hidup bertetangga disekitar kita. Amin. (Longgi/Yogya, Bulan Sepuluh, Hari Dua puluh tiga, 2008)

http://fnmpp.blogspot.com/search/label/Revolusioner
READ MORE - Sang Revolusioner Sejati

Sidang Kasus Makar Buchtar Tabuni:Tahap Pemeriksaan Saksi Jayapura, 25 Maret 2009.



Setelah menjalani empat kali tahap pemeriksaan, kali ini Buchtar Tabuni menjalani pemeriksaan tahap ke lima. Buchtar Tabuni dibawa oleh mobil kejaksaan dan digiring oleh dua truk Polisi menuju Pengadilan Negeri Abepura dari arah Jayapura pada tanggal 25 Maret 2009 sekitar pukul 09.00 WP. Seperti sidang-sidang sebelumnya, pihak polisi melakukan pengawalan ketat. Pihak keamanan terdiri dari kesatuan Samapta, Reskrim (Polresta, Polsek Abepura), dan Brimobda Papua ( termasuk tim gegana) dengan menggunakan senjata lengkap. Tepat pukul 10.30 sidang dibuka oleh Majelis Hakim yang diketuai oleh Manungku Prasetyo, SH dengan hakim anggota masing-masing Lucky Rombot Kalalo, SH dan Hotnar Simarmata, SH. Sebelum memulai sidang Buchtar Tabuni ditanyai tentang kesehatannya. Sidang dapat dilaksanakan karena Buchtar Tabuni dalam keadaan sehat ketika ditanyai. Sidang dilanjutkan dengan menanyakan keterangan saksi-saksi. Keterangan para saksi : Saksi Mario Warimon, Anggota Polresta Jayapura Mengikuti apel di Polsekta pada pk.06.00 untuk pengamanan unjuk rasa di Gapura Uncen. Ada surat perintah pengamanan tetapi tidak baca dan tidak tahu isinya. Saksi bertugas merekam proses demonstrasi. Tahu isi orasi di Gapura Uncen, dan ada pamflet (sapanduk) yang isinya reviuw Peperara 1969. Saksi melihat Buchtar di Uncen dan Ekspo. Selama orasi tidak ada gangguan keamanan. Semua berjalan lancar dan bisa dikendalikan. Massa berkumpul hendak ke Jayapura DPRP dengan tujuan apa, tidak diketahui. Saksi Pieter Kalahatu, Wakapolsekta Abepura Peran saksi pada pengamanan unjuk rasa adalah mengatur arus lalu lintas bersama seniornya, Pak Dance dari Polda Papua. Ada surat perintah pengamanan, tetapi tidak tahu isi suratnya. Pada kesempatan ini, PH Harry Maturbongs, SH meminta Majelis Hakim menghadirkan saksi atas nama Kapolresta dan Kapolsekta, tetapi ditolak. Saksi Habel Mansi, Kanit Lantas Polsekta Abepura Apel di Polsekta pk. 06.00 WP, selanjutnya melakukan sweeping di Lingkaran Atas Abe. Saksi ke Gapura Uncen dan lihat Buchtar Tabuni. Saksi bertugas mengatur jalannya arus lalulintas. Dan sepengetahuan saksi tidak terjadi kemacetan karena arus lalulintas dialihkan ke arah belakang ekspo. Saksi lebih banyak mengatakan tidak tahu karena sibuk mengatur lalulintas dan karenanya tidak memperhatikan apa yang dilakukan oleh massa dan terdakwa. Sedangkan di luar sidang sekitar pukul 09.00 beberapa mahasiswa yang berusaha masuk ke dalam halaman kantor Pengadilan tidak diijinkan oleh aparat keamanan yang berjaga di pagar pintu masuk halaman pegadilan Negeri, Abepura. Pada pukul 10.00 WP, beberapa mahasiswa berkumpul di depan Regina moll. Pada pukul 10.45 WP, massa melakukan orasi damai yang dikawal oleh pihak keamanan. Pihak keamanan yang mengawal massa pada saat itu diperkirakan sebanyak 100 orang dan mahasiswa yang berorasi pada saat itu diperkirakan sebanyak 100 orang. Berikut ini beberapa isi dari orasi damai mahasiswa : kita datang di sini berbicara tentang demokrasi dan kebenaran, jadi kalau ada diantara kita yang sakit hati kita tahan. Kita tidak sadar bahwa ketika kita semua berintegraksi di Indonesia, maka sama saja kita mengaktifkan bom waktu untuk membunuh kita punya ras, kita punya bangsa 30 tahun mendatang. Maka itu Kita minta supaya Buchtar Tabuni dibebaskan, dan yang harus memperjuangkan ini adalah teman-teman semua. Buchtar, bebaskan Buchtar Bebaskan Buchtar bebaskan massa menyanyikan lagu : stop baku tipu, stop baku tipu, stop baku tipu di luar sidang, di luar sidang, diiringi dengan sebuah guitar akustik. Yang kita inginkan hanya satu, kami hanya inginkan referendum itu saja. Karena kami minta itu, makanya dong sengaja mo iris tong punya leher, kita semua nanti dapat bagian satu-satu, kamu siap untuk lawan.
Setelah mengalami penangkapan tanggal 3 Desember 2008, Buchktar Tabuni menjalani masa tahanan untuk menjalani proses persidangan. Buchtar Tabuni didakwa melakukan perbuatan Makar pada aksi IPWP (Inter-Parliamentarian for West Papua) tgl. 16 Oktober 2008, menghasut dan melawan petugas berwenang sebagaimana tercantum dalam 106 KUHP jo 110 KUHP dan pasal 212 KUHP dan pasal 216 KUHP. Sidang berakhir pada pk. 13.00. Sidang lanjutan dengan agenda mendengarkan keterangan saksi dilakukan pada Rabu, 01 April 2009.




http://www.hampapua.org/skp/berita.html
READ MORE - Sidang Kasus Makar Buchtar Tabuni:Tahap Pemeriksaan Saksi Jayapura, 25 Maret 2009.

Siapa peduli masalah HAM di Papua?

Jumat, 05 Juni 2009



Kalau anda tanya pada tokoh-tokoh terdidik Papua yang sadar politik tentang isu politik paling penting di Papua, maka jawabannya akan bervariasi. Tapi yang pasti masalah pelanggaran HAM menjadi salah satunya. Demikian pula dengan demo politik di Papua, salah satu isu yang diangkat pasti pelanggaran HAM. Bahkan di dalam Konggres Rakyat Papua II pada 2000, para pemimpin Papua memasukkan masalah pelanggaran HAM masa lalu sebagai salah satu agenda terpenting yang harus diselesaikan oleh Presidium Dewan Papua (PDP).


Kalau anda perhatikan kampanye para aktivis Papua Merdeka di forum internasional, isu yang diangkat pasti terkait dengan pelanggaran HAM. Bahkan ada wacana genocide dari Yale University dan Sidney University. Belum lagi perhatian Amnesty Internasional dan Human Rights Watch Group yang selalu membuat laporan khusus tentang masalah HAM di Papua. Dari Amerika sendiri, akhir-akhir ini, 40 anggota Konggres AS menandatangani petisi yang intinya juga mempersoalkan komitmen Presiden RI dalam penegakan HAM sipil dan politik di Papua.


Pada saat Perwakilan Komnas HAM Papua terbentuk pertama kali beberapa tahun yang lalu dan kinerjanya tidak seperti yang diharapkan, banyak orang mengeritiknya dengan keras. Ketika kantor pusat Komnas HAM di Jakarta hendak mengadakan pemilihan anggota baru perwakilan Papua, banyak orang datang ke Komisi F untuk memberikan masukan dan bahkan menuntut dibentuknya Komda HAM Papua dengan harapan bisa lebih berarti untuk penegakan HAM di Papua. Sejumlah pejuang HAM Papua sendiri bahkan memprotes Komnas HAM agar proses seleksi anggota Perwakilan Komnas HAM lebih transparan.


Jadi, luar biasa! Dari segi wacana, ini menunjukkan bahwa masalah HAM dianggap sangat penting di Papua. Tapi, bagaimana kenyataannya?


Pada saat Komnas HAM membuka kesempatan untuk seleksi anggota Perwakilan Komnas HAM Papua, orang-orang yang saya anggap mampu ternyata tidak tertarik mendaftarkan diri. Jumlah pendaftarnya juga sangat sedikit. Bahkan batas pendaftarannya juga kemudian diundur beberapa kali. Belakangan saya memperoleh informasi bahwa beberapa LSM di Papua juga tidak mengijinkan aktivisnya yang potensial untuk mendaftar dengan berbagai alasan, termasuk keterbatasan personel. Calon yang potensial pun mengundurkan diri karena ada posisi yang lebih baik di luar seperti menjadi anggota KPUD, calon bupati, atau posisi di lembaga negara lainnya.


Salah satu soal terbesar Perwakilan Komnas HAM Papua adalah sumber dana. Meskipun sudah menyampaikan komitmennya kepada Komnas HAM, Gubernur Bas Suebu secara konkrit tidak menunjukkan dukungan sedikit pun pada proses seleksi sehingga Komnas HAM sendiri kekurangan dana untuk seleksi. Di DPRP hanya Ketua Komisi F Weynand Watori yang aktif memfasilitasi proses seleksi tersebut.


Pada jaman reformasi ini, kesempatan bagi orang Papua untuk masuk dalam lembaga negara, seperti pemkab, pemkot atau pemprov sangat besar. Selain itu ada lembaga semacam KPUD, Bawaslu, dan lain-lain yang lebih menarik. Dari segi dana dan honorarium, Perwakilan Komnas HAM termasuk yang ‘kering’. Sudah menjadi rahasia umum, Komnas HAM tidak memiliki dana yang besar. Oleh karenanya tidak menjanjikan honor yang layak.


Di sektor advokasi dan penegakan HAM di kalangan LSM masalahnya juga hampir sama. Jika ada kasus politik dan HAM di Papua sekarang ini, siapa yang mau menjadi penasehat hukum? Banyak pengacara mampu yang dulu berperan penting tidak lagi menangani perkara politik dan HAM. Beberapa dari mereka mengatakan sudah jenuh, beberapa lainnya merasa lelah dengan konflik-konflik sesama aktivis HAM. Beberapa lainnya harus menghidupi keluarganya. Regenerasi pun tidak berjalan baik.


Menjadi penasehat hukum untuk kasus politik dan HAM di Papua sangat melelahkan baik dari segi pikiran, dana, maupun perasaan. Selain ‘memiskinkan’, begitu banyak gerakan tambahan baik dari yang didampingi maupun dari pihak-pihak lainnya. Perlu militansi luar biasa dan daya tahan yang kuat untuk bisa bertahan dalam arena ini. Daya tahan lainnya adalah kemampuan untuk menahan ‘kantong’ dalam keadaan ‘kering’, bahkan sangat mungkin nombok uang sendiri.


Kasus penancapan Bintang Kejora di Wamena pada 9 Agustus 2008 yang lalu menjadi contoh yang aktual. Pengacara yang sudi mendamping tinggal Iwan dan Anum (ALDP), LBH Jayapura, dan Hari (KontraS). Untungnya masih ada support dari Poengky Indarti (Imparsial). Selain tidak ada dana, jumlah PH pun terbatas, sehingga tidak bisa berbagi beban. Nafas dan daya tahan orang-orang ini tidak akan panjang jika tidak didukung oleh banyak pihak. Pihak negara seharusnya menyediakan dana untuk memperluas akses terhadap keadilan bagi warga yang miskin...


Siapa lagi yang akan menjadi pekerja HAM terutama PH pada kasus-kasus yang akan datang? Di masa depan, pasti masih banyak lagi kasus-kasus semacam Wamena...


Siapa peduli HAM di Papua? Maksudku, peduli dalam arti konkrit mau terlibat dan bekerja...


Sumber Berita: http://muridan-papua.blogspot.com/2008/09/siapa-peduli-masalah-ham-di-papua.html
READ MORE - Siapa peduli masalah HAM di Papua?

***...LOG YONINE MAAGAI mengucapkan....***

;
;